.mapouter{position:relative;text-align:right;height:500px;width:600px;}embedgooglemap.net.gmap_canvas {overflow:hidden;background:none!important;height:500px;width:600px;}
Home / News / G20 Perkenalkan Pajak Miliarder, Elon Musk Hingga Jeff Bezos Siap-Siap

G20 Perkenalkan Pajak Miliarder, Elon Musk Hingga Jeff Bezos Siap-Siap

Sebanyak 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia (G20) sepakat untuk menggarap ide ‘pajak miliarder’ di pertemuan di Brasil, namun implementasinya dianggap sulit. Kesepakatan tersebut merupakan bentuk bekerja sama untuk memastikan orang-orang ultra kaya dikenakan pajak secara efektif.

Langkah tersebut dilakukan untuk memperoleh keseimbangan antara kedaulatan negara dan lebih banyak kerja sama dalam hal penghindaran pajak.

Mengutip Reuters, dalam deklarasi yang akan diterbitkan merupakan prioritas bagi Brasil. Seperti diketahui, Brasil menjadi negara yang memimpin pembicaraan G20 tahun ini, dengan pemimpinnya Luiz Inacio Lula, seorang mantan buruh pabrik. Ia mendorong untuk memasukkan ‘pajak miliarder’ ke dalam agenda G20.

“Dengan menghormati kedaulatan pajak, kami akan berusaha untuk bekerja sama untuk memastikan bahwa individu-individu yang sangat kaya dikenakan pajak secara efektif,” demikian pernyataan pajak G20, dikutip Minggu (28/7).

“Kerja sama dapat melibatkan pertukaran praktik-praktik terbaik, mendorong perdebatan seputar prinsip-prinsip pajak, dan merancang mekanisme anti-penghindaran, termasuk menangani praktik-praktik pajak yang berpotensi merugikan,” katanya.

Brasil telah mendorong diskusi mengenai proposal untuk memungut pajak kekayaan sebesar 2% dari kekayaan di atas US$ 1 miliar, yang diperkirakan akan meningkatkan pendapatan hingga US$ 250 miliar per tahun dari 3.000 individu.

“Apa yang dimulai hari ini adalah sebuah proses yang lebih luas yang akan membutuhkan partisipasi dari para akademisi, cendekiawan, dan organisasi-organisasi internasional yang memiliki pengalaman dan waktu, seperti OECD dan PBB,” kata Menteri Keuangan Fernando Haddad kepada para wartawan.

Negara-negara lain di G20, meskipun mendukung, namun mengaku betapa sulitnya mengimplementasikan perjanjian ini.

“Kita semua tahu bahwa kita sedang memulai sebuah proses yang sangat, sangat menantang,” kata Komisioner Ekonomi Eropa Paolo Gentiloni di sela-sela pertemuan G20.

“Langkah pertama adalah mengupayakan pertukaran informasi di antara negara-negara yang berbeda. Ini akan menjadi sesuatu yang akan didiskusikan dalam beberapa bulan dan tahun mendatang,” ungkapnya.

Sementara Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga memuji semangat diskusi mengenai deklarasi ini, tetapi Ia juga mewaspadai kebijakan pajak global yang baru, dengan mencatat bahwa Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan beberapa kebijakan untuk itu, termasuk ‘pajak miliarder’.

“Kami pikir … masuk akal bagi sebagian besar negara untuk mengambil pendekatan perpajakan progresif ini. Dan kami senang bisa bekerja sama dengan Brasil dalam hal ini dan menyebarkan gagasan-gagasan ini di G20,” ujarnya kepada para wartawan di pertemuan G20.

“Tetapi kebijakan pajak sangat sulit untuk dikoordinasikan secara global dan kami tidak melihat adanya kebutuhan atau merasa perlu untuk mencoba menegosiasikan kesepakatan global mengenai hal itu. Kami pikir semua negara harus memastikan bahwa sistem perpajakan mereka adil dan progresif,” jelasnya.

Nantinya, ‘pajak miliarder’ akan ditujukan kepada individu-individu terkaya di dunia seperti pemilik Tesla (TSLA.O) dan pemilik Space X, yaitu Elon Musk. Ia memiliki kekayaan yang diperkirakan oleh majalah Forbes mencapai US$ 235 miliar.

Selanjutnya, pemilik Amazon (AMZN.O), yaitu Jeff Bezos dengan kekayaan sekitar US$ 200 miliar. Bahkan taipan barang mewah asal Perancis, Bernard Arnault, dengan kekayaan sekitar US$ 180 miliar.

Menurut badan amal Oxfam, 1% orang terkaya telah mengumpulkan US$ 42 triliun kekayaan baru selama satu dekade terakhir. Angka tersebut hampir 34 kali lipat lebih banyak daripada 50 persen populasi terbawah di dunia, yang memperdalam ketimpangan kekayaan.

Oxfam mencatat, kekayaan rata-rata per orang di 1% teratas meningkat hampir US$ 400.000 secara riil selama satu dekade terakhir yang sebelumnya hanya sebesar US$ 335. Kenaikan tersebut setara dengan kurang dari sembilan sen per hari untuk orang di separuh terbawah.

Sumber : CNBC Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top