.mapouter{position:relative;text-align:right;height:500px;width:600px;}embedgooglemap.net.gmap_canvas {overflow:hidden;background:none!important;height:500px;width:600px;}
Home / News / Akui Tingkatkan Setoran Pajak Sulit, Luhut Tawarkan Solusinya!

Akui Tingkatkan Setoran Pajak Sulit, Luhut Tawarkan Solusinya!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui sulitnya mengerek penerimaan perpajakan saat ini.

Menurutnya, penerimaan pajak RI tidak lagi mencapai target seperti tiga tahun terakhir. Hal ini membuat Luhut miris. 

“Penurunan penerimaan terutama disebabkan oleh merosotnya setoran PPh badan dari perusahaan-perusahaan berbasis komoditas, yang terkena dampak penurunan harga komoditas secara tajam,” ungkap Luhut dalam akun Instagram pribadi, dikutip Rabu (10/7/2024).

Luhut mengungkapkan, situasi ini tentunya udah diantisipasi. Salah satunya dengan penerapan digitalisasi di semua sektor.

“Saya ambil contoh Simbara. Sistem terintegrasi ini dapat menekan selisih angka terkait data mineral di antaranya batubara, nikel, dan lain-lain,” ujarnya.

“Dengan semakin kecilnya selisih perbedaan tersebut, tentu akan menekan pula potensi kerugian negara. Sekarang kami juga menerapkan sistem semacam Simbara ini untuk kelapa sawit, mengingat banyak penerimaan negara yang potensial belum kita ambil dari sini,” tegas Luhut.

Namun, dia juga berpandangan pemerintah belum mengoptimalkan penerimaan dari sektor-sektor potensial seperti sawit, nikel, timah dan lainnya. Luhut pun menyinggung banyaknya perusahaan yang belum memiliki NPWP sehingga tidak bisa ditagih PPh badan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengungkapkan penyebab penurunan penerimaan pajak. Dia mengatakan hal ini disebabkan harga komoditas yang mengalami penurunan tajam pada periode 2022. Penurunan ini belum berakhir hingga tahun ini. Salah satu komoditas yang mengalami penurunan cukup dalam adalah minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

“CPO masih turun secara tahunan dan kalau dibanding 2022 yang mencapai US$ 1.600 per metrik ton, penurunannya dan level hari ini US$ 850 per metrik ton itu adalah penurunan sangat dahsyat,” kata Sri Mulyani, Senin (7/8/2024).

Dia melihat penurunan ini akan berdampak pada penerimaan pajak. Terbukti, penerimaan pajak dari CPO mengalami tren penurunan. Pada semester I-2024, harga CPO tercatat turun sebesar 3,6%.

“Penurunan ini terjadi sejak 2023 dan nanti pengaruhnya pada penerimaan pajak karena pajak dari badan dipengaruhi penerimaan 2023,” ungkapnya.

Selain CPO, batu bara juga mengalami penurunan sejak tahun 2022. Harga batu bara tercatat sebesar US$ 350 – US$ 400 per metrik ton dan turun ke kisaran US$ 130 metrik ton – US$ 200 per metrik ton.

Sri Mulyani memperkirakan penerimaan pajak tahun ini hanya senilai Rp 1.921,9 triliun atau sebesar 96,6% dari target APBN tahun ini Rp 1.988,9 triliun.

Sumber : CNBC Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top