Kekerasan berujung maut pecah di Kenya Selasa waktu setempat. Demonstrasi berubah menjadi mematikan karena usulan kenaikan pajak dari pemerintah yang digodok di parlemen membuat marah massa.
Sebenarnya protes sudah terjadi sejak seminggu. Namun aksi damai yang dipimpin para pemuda meningkat menjadi kerusuhan dengan puncaknya kemarin di ibu kota Nairobi.
Massa dilaporkan melemparkan baru ke arah polisi saat berusaha menyerbu halaman DPR setempat. Mereka mencoba menerobos barikade dan memasuki halaman parlemen.
Militer yang dikerahkan mendukung polisi kemudian menembakkan gas air mata, meriam air, peluru karet, dan- menurut kelompok hak asasi manusia- peluru karet. Lima orang ditembak mati dan 31 luka-luka.
Sebenarnya kemarahan akan kenaikan pajak dipicu krisis biaya hidup yang terjadi di negeri itu. Kenya sendiri merupakan salah satu negara dengan perekonomian paling dinamis di Afrika Timur, namun sepertiga dari 52 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Memang ada beberapa pajak yang telah dibatalkan pemerintah kenaikannya. Namun ada pajak lain yang tengah diupayakan kenaikannya dengan dalih “penyesuaian” seperti harga bahan bakar (BBM), pajak ekspor.
Kritikus mengatakan langkah ini akan membuat hidup lebih mahal di negara itu. Warga Kenya sendiri sudah terbebani dengan inflasi tinggi d imana pekerjaan bergaji tinggi tidak terjangkau oleh banyak generasi muda.
“Ini adalah suara generasi muda Kenya,” kata Elizabeth Nyaberi, 26, seorang pengacara yang ikut aksi protes.
“Kami di sini untuk berbicara demi generasi kami dan generasi mendatang,” tambahnya menyebut pentingnya pemerintah tak menaikkan pajak.
Dalam sebuah tayangan TV lokal dilaporkan bagaimana gambar ruangan parlemen digeledah dengan banyak jendela pecah. Sementara mobil yang diparkir di luar dirusak dan bendera dihancurkan.
Kantor gubernur di Nairobi juga dibakar. Gedung itu hanya beberapa ratus meter dari parlemen.
Pengkhianatan
Pemerintah Presiden Kenya William Ruto kemudian memberi pernyataan. Ia menyebut demonstrasi itu sebagai peristiwa pengkhianatan.
Menurutnya ada penjahat yang berpura-pura menjadi pengunjuk rasa damai. Di mana mereka melakukan teror ke masyarakat.
“Kami akan memberikan tanggapan penuh, efektif dan cepat terhadap peristiwa pengkhianatan hari ini,” kata Ruto pada konferensi pers menyindir demonstrasi “dibajak oleh orang-orang berbahaya”.
“Penjahat yang berpura-pura menjadi pengunjuk rasa damai dapat melakukan teror terhadap masyarakat, wakil-wakil mereka yang dipilih (di parlemen) dan lembaga-lembaga yang didirikan berdasarkan konstitusi kita dan berharap untuk bebas dari hukuman,” tegasnya.
Pernyataannya dikecam keras oleh koalisi oposisi utama Kenya, Azimio. Mereka menyebut pemerintah telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak di negara itu.
“Kenya tidak boleh membunuh anak-anaknya hanya karena anak-anak tersebut meminta makanan, pekerjaan, dan pendengar,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara Menteri Pertahanan Aden Bare Duale dalam sebuah pernyataan menyebut pengerahan militer adalah respons terhadap keadaan darurat keamanan di seluruh Kenya. Demonstrasi juga dilaporkan pecah di kota pelabuhan Mombasa, benteng oposisi di Kisumu, dan markas Ruto di Eldoret.
Sebelumnya, Ruto mengatakan kenaikan pajak penting untuk mengisi kas negara. Ia mengatakan kenaikan akan mengurangi ketergantungan pada pijaman luar negeri.
Penculikan
Di sisi lain, Komisi Hak Asasi Manusia Kenya mengatakan penculikan ke pengunjung rasa terjadi di malam hari. Petugas polisi berpakaian sipil pelakunya.
“Menyerukan pembebasan tanpa syarat bagi semua korban penculikan,” tegasnya.
Sumber : CNBC Indonesia