.mapouter{position:relative;text-align:right;height:500px;width:600px;}embedgooglemap.net.gmap_canvas {overflow:hidden;background:none!important;height:500px;width:600px;}
Home / News / Pengusaha: Banyak Orang yang Belum Tersentuh Pajak!

Pengusaha: Banyak Orang yang Belum Tersentuh Pajak!

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tidak mempermasalahkan wacana tiga calon wakil presiden 2024 yang bermimpi menggenjot penerimaan pajak di Indonesia. Apindo menyatakan akan mendukung upaya tersebut asalkan adil.

“Dari dunia usaha, sepanjang regulasi dan pengaplikasiannya mencerminkan keadilan, maka tidak ada masalah,” kata Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani saat dihubungi, Rabu (27/12/2023).

Ajib menilai masih banyak ruang-ruang penerimaan pajak yang belum dimaksimalkan oleh pemerintah. Dia mengatakan di dunia bisnis pun, masih banyak area abu-abu yang pajaknya belum digarap dan berpotensi meningkatkan penerimaan negara. “Karena memang masih banyak grey economy yang belum tersentuh oleh pajak,” ujar dia.

Sebelumnya, debat cawapres pada Jumat (22/12/2023) yang diikuti oleh Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud Md mengangkat topik mengenai ekonomi. Dalam debat yang berlangsung lebih dari 2 jam itu, ketiga kandidat banyak menyinggung perihal penerimaan negara di sektor perpajakan.

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin misalnya menilai masih terjadi ketimpangan antara orang kaya dan miskin di Indonesia. Dia menyebut ketimpangan itu salah satunya mengenai pajak.

Dia mengatakan pemerintah seharusnya dapat lebih masif menggenjot penerimaan pajak dari orang-orang kaya di Indonesia. Sementara itu, secara bersamaan pemerintah dapat menurunkan pajak untuk kelas menengah ke bawah.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka membuat heboh dengan menyebut istilah ‘berburu di kebun binatang’. Dia mengatakan dirinya dan Prabowo Subianto tidak akan lagi menggunakan teknik lama melakukan intensifikasi pajak untuk meningkatkan rasio perpajakan di Indonesia. Anak sulung Presiden Joko Widodo ini menyebut akan memperbanyak pelaku usaha untuk menambah basis pembayar pajak.

Adapun cawapres nomor urut 3 Mahfud Md tampil dengan mengkritik target rasio perpajakan Prabowo-Gibran yang mencapai 23%. Dia menilai target itu tidak masuk akal, sebab dengan program pengampunan pajak (tax amnesty) sekalipun, banyak orang yang tidak tertarik. Dia pun mengingatkan bahwa masyarakat sensitif, terlebih jika pajak dinaikkan.

Soal perpajakan, Ajib Hamdani mengatakan pencapaian pemerintah Presiden Jokowi sebenarnya tidak buruk. Dalam 2 tahun terakhir, kata dia, penerimaan pajak negara selalu melebihi target. “Ini perlu diapresiasi,” kata dia.

Ajib mengakui rasio perpajakan di Indonesia masih relatif kecil. Pada 2022, kata dia, tax ratio di Indonesia baru 10,39%. Meski begitu, dia mengatakan sebenarnya angka real penerimaan perpajakan melebihi apa yang disampaikan pemerintah. Sebab, kata dia, angka itu hanya menjelaskan tentang pajak yang diterima pemerintah pusat. Sementara, ada pula penerimaan pajak yang bersumber dari daerah.

“Artinya, sebenarnya secara total rasio penerimaan pajak kita lebih tinggi dari indikator yang ada,” kata dia.

Sumber : CNBC Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top